Monday, March 5, 2012

Sewu di Tengah Prambanan, Repesentasi Akulturasi

Dwarapala di Candi Sewu, Komplek Prambanan
Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan terbesar yang muncul sekitar tahun 732 Masehi. Mataram saat itu diperintah oleh seorang raja bernama Sanjaya, seorang bangsawan Hindu. Sekitar tahun 750 Masehi, kemunculan dinasti Syailendra memaksa Sanjaya beserta seluruh anggota keluarganya mengasingkan diri keluar dari wilayah kekuasaan Mataram. Satu abad kemudian, seorang keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan menikah dengan seorang keturunan keluarga Syailendra, kemudian Rakai Pikatan kembali berkuasa dan melahirkan kembali kebudayaan Hindu, terutama dalam arsitektur pembangunan candi dalam komplek Candi Prambanan.
Bersama Dwarapala

Candi terbesar yang ada dalam komplek Candi Prambanan ini disebut Candi Roro Jonggrang, candi ini memiliki legenda seribu candi yang mengisahkan Bandung Bondowoso seorang pria yang ingin menikahi seorang putri bernama Roro Jonggrang. Sang putri menolaknya secara halus dengan cara mengajukan permintaan dimana Bandung Bondowoso harus membuatkan seribu patung dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso mengerjakan candi terakhir dibantu dengan kekuatan jin. Namun, karena khawatir candi terakhir akan dibangun, Roro Jonggrang mengarahkan para wanita untuk memukul-mukul alat-alat penumbuk padi yang menjadi tanda bahwa pagi telah datang. Hal ini membuat jin-jin yang membantu Bandung Bondowoso pergi. Roro Jonggrang kemudian membangunkan Bandung Bondowoso dari semedinya, kemudian Ia tahu bahwa Roro Jonggrang menipunya. Bandung Bondowoso sangat murka, kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah patung yang kemudian melengkapi permintaan Roro Jonggrang, genap seribu patung.
Prambanan sendiri sering disebut-sebut sebagai candi Hindu tertinggi dan terindah di dunia. Dahulu Candi ini dibangun pada tahun 856 Masehi, dengan tujuan menghidupkan kembali napas Hindu kerajaan Sanjaya. Candi tersebut kemudian ditinggalkan dan hancur dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke – 16. Pembenahan terhadap candi tersebut pun terus dilakukan terutama saat terjadinya gempa beberap tahun lalu di Yogyakarta, yang juga membuat sedikit kerusakan di beberapa bagian Candi. Candi Prambanan yang bernapaskan hindu pun memiliki relief yang sangat unik. Berkisah tentang tokoh Ramayana yang terukir dalam candi. Dengan relief yang sangat artistic, indah dan detail. 
Simbol Akulturasi Hindu-Buddha
Candi Sewu, terletak sekitar 800 meter dari Candi Roro Jonggarng ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki, atau dengan menyewa sepeda seharga Rp10 ribu per orang atau sepeda tandem Rp20 ribu per sepeda, dengan sepeda ini pengunjung dapat leluasa mengelilingi komplek Candi sekaligus berkunjung ke Candi Sewu yang tergolong sepi pengunjung. Candi Sewu ini merupakan Candi Buddha yang dibangun oleh Rakai Pikatan, karena Ia menikah dengan seorang wanita beragama Buddha. Ketika masuk ke dalam komplek Candi Sewu, pengunjung akan disambut oleh dua dwarapala yang memiliki sosok tubuh tambun sambil membawa alat pemukul. Patung tersebut menjadi symbol penjaga yang juga terdapat di bagian dalam kraton Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment

Arzia Tivany Wargadiredja