Monday, March 5, 2012

Rinjani, Suguhan Lengkap dari Sang Dewi

“Jangan bilang sedang pergi main-main ke Rinjani, Gunung ini bukan tempat main-main ini sakral!”, ungkap seorang warga. Bagi masyarakat sekitar, Rinjani memang dianggap sakral.
Saya dan Danau Segara Anak
Malam hari sebelum memulai perjalanan, kami bermalam di Sembalun, setelah menempuh perjalanan darat lebih dari 1000 km ke Timur. Seperti malam-malam biasanya di Sembalun, kami disuguhi jutaan gugus bintang, semacam bentuk apresiasi karena telah sampai di titik awal. “Jangan bilang sedang pergi main-main ke Rinjani, Gunung ini bukan tempat main-main ini sakral!”, ungkap seorang warga. Bagi masyarakat sekitar, Rinjani memang dianggap sakral, salah satu buktinya adalah upacara yang diadakan di tepi Danau Segara Anak.
Puncak! Taken by Om Beko
            Treknya luar biasa dan tidak membosankan, apalagi bagi pendaki yang ingin menempuh jalur berbeda ketika berangkat dan pulang. Saat berangkat, kami menempuh jalur Sembalun, dan pulang melewati Senaru. Kedua jalur ini memiliki karakter trek yang berbeda, akan sangat menyesal bila tak mencoba keduanya.
Sembalun, lengkap dengan perbekalan untuk seminggu, jalur menuju 3726 mdpl itu kami sapa pukul 08.30 WITA, pemandangan khas masyarakat Sasak yang membawa hasil panen dan juga perbekalan di sekitar kaki gunung memberi keakraban tersendiri bagi kami. Puncaknya terlihat begitu dekat. Dengan estimasi porter berkecepatan tinggi, basecamp di Plawangan Sembalun konon dapat ditempuh dalam waktu 8 jam. Namun bagi sebagian pendaki yang ingin bersantai, Plawangan dapat ditempuh hingga belasan jam, melewati tiga pos. Sembalun menyuguhkan variasi trek, mulai dari hamparan savanna yang panas membakar, jalan dengan bebatuan besar, jalur lahar, hingga jalan yang mendaki tajam.
Gunung Barujari, Danau Segara Anak; Taken by Reni Purnama Sari
Tiba di Plawangan Sembalun, tempat pendaki berkemah dan beristirahat, terlihat Danau Segara Anak sekitar 500 meter di bawah kaki berpijak, Gunung Barujari di tengah danau, dan dari kejauhan tampak Gunung Agung di Pulau Bali. Dari Plawangan, semua tampak seperti pameran diorama yang apik.
Puncak dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4-5 jam, jalan menuju puncak lebih berpasir dan licin. Para pendaki biasanya memulai perjalanan sekitar pukul 02.00 WITA, sehingga matahari terbit menjadi latar yang menawan. Dari Plawangan Sembalun, kaki beranjak menuju Danau Segara Anak. Trek yang dilewati jauh lebih terjal, licin dan berbatu. Kadang jarak pandang sangat minim disebabkan kabut yang tebal. Perjalanan turun menuju Danau Segara Anak memakan waktu sekitar 4-6 jam.
Suasana kemah sekitar Danau lebih hangat, wajah-wajah sumringah para penyerang puncak lebih semarak. Berendam di mata air panas, memancing, membakar ikan, atau sekedar berfoto di sekitar danau pun rasanya cukup untuk menghabiskan hari. Bagi yang ingin pulang lewat jalur Senaru, mendaki ke Plawangan Senaru adalah syarat. Dalam perjalanan dari Danau Segara Anak menuju Plawangan Senaru, hutan, padang edelweiss, dan jalan kecil dengan bebatuan terjal dan jurang akan dilewati.
Dari Plawangan Senaru, menuju kaki Gunung, trek licin berpasir wajib diterjang. Memasuki kawasan hutan, sergapan akar dari pepohonan rindang sekitar perlu diwaspadai, trek ini dapat ditempuh dalam waktu 3-8 jam tergantung kecepatan. Akhirnya sebuah gapura bertuliskan “Taman Nasional Gunung Rinjani, Pintu Senaru” terlihat. Bagi kami, ini semacam kongratulasi!

No comments:

Post a Comment

Arzia Tivany Wargadiredja