Sunday, October 30, 2011

Rinjani itu Menipu



                Mari rasuk mari rasuk, rasuk. Bila kau rindu aku kan datang…” Itulah sepenggal lirik Malino, dari The Trees an The Wild, lagu yang judulnya juga diambil dari nama sebuah gunung di Sulawesi. Lagu itu pula yang saya nyanyikan di Plawangan Sembalun, sambil memandang Danau Segara Anakan, dan Gunung Jaribaru (Anak Gunung Rinjani).
                Sembalun,lengkap dengan baju band "metal" kesayangan saya The Trees and The Wild, jalur menuju 3726 mdpl itu kami sapa pukul 08.30 WITA, pemandangan khas masyarakat suku sasak yang membawa hasil panen dan juga makanan ke kaki Rinjani memberi keakraban tersendiri bagi kami. Puncaknya terlihat begitu dekat. Dengan estimasi porter berkecepatan tinggi, basecampe di Plawangan Sembalun konon dapat ditempuh dalam waktu 8 jam, dan kami…  percaya.
                Kami disuguhi panorama super canggih, tak mungkin kami membuat diorama serupa yang begitu sama. Bukan main, rasanya kami tak ingin beranjak dan pergi, meskipun kami tahu, alasan kami tak beranjak adalah karena kelelahan tingkat tinggi.
                Trek yang naik dan bergunung-gunung, serta cuaca yang panas dan membakar, seakan-akan memaksa kami untuk tetap tinggal menikmati pemandangan, setidaknya rasa itu tertambal. Jalur Sembalun sendiri memiliki tiga pos hingga menuju Plawangan. Pos pertama terletak di tengah savanna, pos kedua terletak di sebuah jembatan sehabis trek berbatu besar, dan pos ketiga kami lalui setelah kami melintasi sebuah sungai yang lebih akrab disapa jalur lava. Bukan main bukan?
                 Namun seketika saya merasa tertipu, ternyata Jani menipu saya. Dia menipu saya!
Left to right: Om Ronny, Om Beset, A Uchan, Auntie Yayang, Me, Om Beko

Diorama siapa?

Terpanggang di Savanna

Where to go?

This Is Unreal Man!

Rock that acute angled rock!

Savannah Savannah
Current of Lava


Sepatu Pinjaman


No comments:

Post a Comment

Arzia Tivany Wargadiredja